Asuransi kendaraan selama ini dihitung berdasarkan usia, jenis mobil, dan catatan berkendara. Namun, era baru sedang datang dengan hadirnya asuransi berbasis AI, yang menghitung premi secara real-time berdasarkan perilaku pengemudi.
Dengan sensor IoT dan perangkat telematika, perusahaan asuransi bisa memantau kecepatan, jarak tempuh, cara mengerem, hingga lokasi kendaraan. Data ini dianalisis oleh AI untuk menilai risiko. Pengemudi yang hati-hati mendapat premi lebih murah, sementara yang agresif harus membayar lebih mahal.
Model ini dianggap lebih adil karena premi benar-benar mencerminkan gaya berkendara individu. Selain itu, insentif premi murah bisa mendorong orang mengemudi lebih aman, menurunkan angka kecelakaan.
Beberapa perusahaan di Eropa dan Amerika sudah mulai menawarkan produk ini. Startup insurtech juga berkembang pesat, menghadirkan aplikasi mobile yang memberi laporan langsung kepada pengguna tentang skor mengemudi mereka.
Namun, ada kekhawatiran privasi. Banyak orang tidak nyaman jika setiap gerakan mereka dipantau. Selain itu, risiko peretasan data menjadi ancaman besar, mengingat informasi lokasi bisa sangat sensitif.
Dari sisi industri, model premi real-time bisa mengubah bisnis asuransi secara radikal. Perusahaan tradisional yang tidak beradaptasi bisa kalah bersaing dengan pemain baru berbasis teknologi.
Masa depan asuransi kendaraan kemungkinan besar akan semakin personal. AI tidak hanya menghitung risiko, tetapi juga bisa memberi rekomendasi gaya berkendara yang lebih aman.
Asuransi kendaraan di era AI adalah bukti bahwa teknologi tidak hanya mengubah cara kita berkendara, tetapi juga cara kita melindungi kendaraan itu sendiri.