Oslo – Mobil listrik (EV) tradisional hanya berfungsi sebagai konsumen energi, mengisi daya dari jaringan listrik. Namun, teknologi Vehicle-to-Grid (V2G) mengubah paradigma ini, memungkinkan EV tidak hanya menarik energi tetapi juga mengembalikannya ke jaringan listrik atau ke rumah pemiliknya (V2H/V2Home) saat dibutuhkan. Teknologi ini menjadikan EV sebagai battery pack bergerak raksasa.
Konsep V2G sangat revolusioner bagi masa depan energi terbarukan. Ketika energi matahari atau angin memuncak (misalnya, di siang hari saat semua orang bekerja), EV dapat mengisi dayanya. Ketika malam tiba dan permintaan listrik memuncak (saat orang pulang), EV dapat melepaskan energi yang tersimpan kembali ke rumah atau jaringan untuk mengimbangi beban, menghasilkan uang bagi pemilik mobil dalam prosesnya.
Penerapan V2G menghadapi tantangan, termasuk kebutuhan akan charger bi-directional yang kompatibel dan perdebatan tentang dampak siklus pengisian/pengosongan yang intensif terhadap kesehatan baterai EV. Produsen seperti Nissan (dengan Leaf-nya) dan beberapa startup energi telah memimpin proyek percontohan V2G. Teknologi ini berjanji untuk mengubah EV dari alat transportasi menjadi komponen integral dari infrastruktur energi pintar masa depan.